5 Jenis Drama Drama Yang Muncul Akibat Grup Whatsapp! (Dan Solusinya!!!)


Marilah kita mulai postingan ini dengan misuh-misuh karena ada dua post saya di draft yang entah gimana ceritanya ke-delete dan nggak bisa di recover lagi.

F&^@*!3(*(@#&*!#&@*(

Oke marah-marah kelar. Saatnya mengetik lagi. Kali ini saya mau curhat cerita soal grup whatsapp keluarga. Interesting? Kalo nggak ya nggak masalah, kan saya blogger suka-suka. Oke next.
Sejujurnya saya paling bete sama grup whatsapp keluarga. Selain disinilah tempat berkumpulnya hoax dan misinformasi, apparently disinilah juga tempat kampanye politik.

We all have that one auntie/uncle who's busy spreading his political beliefs, am i right? Ada kan tuh yang suka bawa bawa tagar #2019gantipesinden kalo lagi ngechat whatsapp?

Harusnya ada aturan bahwa dilarang kampanye di grup whatsapp keluarga--and i'm being dead serious here. Gengges atuh maaaa~ng!!! 

Tapi drama-drama seperti ini memang yang perlu untuk dibahas bukaaa~n? bukaaaa~n?? Baiklah kali ini saya akan bahas drama-drama akibat grup whatsapp ini satu persatu

1. Gue Mau Leave... Tapi Takut Ketahuan..



ada grup grup yang kita sebenernya adalah unwilling participant tapi mau nggak mau kita harus ada didalem grup itu; misalnya grup whatsapp keluarga, grup alumni SMA, grup pengajian komplek, dan lain sebagainya.

Permasalahannya simpel: tiap grup pasti punya anggota yang selalu memulai pembicaraan tanpa kenal waktu. And not all of those conversation are pleasant.

Misalnya saya ada di grup ibu-ibu yang seringkali ribut antar member yang antivaksin lah, anti sufor lah, anti ibu bekerjalah. Sejujurnya pengennnn banget leave grup-grup sejenis ini karena kan males liat orang berantem sisturrr! ada juga yang malas karena grup keluarganya ngobrolin hal ngalor ngidul nggak keruan dan ujung-ujungnya malah sebar berita hoax. 

tapi untuk leave group juga agak sulit karena sungkan, takutnya nanti disangka antisosial lah, nggak mau kenal orang lah, memutus tali silaturahmi lah, dan lain lain.

solusinya: mute selama satu tahun. kalo grupnya unfaedah, mute yang permanen, tapi kalo masih harus dicek kan bisa di mute selama 8 jam. Yang penting mah nggak bunyi-bunyi ajaa itu handpone!

2. Hoax Lagi dan Lagi... Nggak Bosen?



Salah satu yang bikin saya males ngecek whatsapp adalah karena status saya sebagai hoax checker dirumah. Jadi, tiap ada berita apa dikit ibu saya bakal nanya ini berita beneran apa nggak. Waktu masih tinggal seatap sih enak, beliau tinggal manggil dan nanya....

Begitu saya punya rumah sendiri, hoax nya diforward dong!!! Dan FYI karena ibu saya sosialita kebanyakan grup whatsapp, forward hoax ini bisa 3-4 kali dalam sehari. Mau nangis nggak sih?

dulu jaman blackberry saya punya autotext kalo saya nulis "mihx" maka akan langsung berubah jadi "ma ini hoax" . God Bless Blackberry and its autotext and smileys. Sekarang jaman iPhone mah ngetik pake swiftkey yang ada auto-suggest words nya langsung keprogram tuh tulisan "ini" pasti lanjutannya "hoax"

solusi kalo kamu hoax checker seperti saya: punya template "ini hoax". Kalo males setting autotext di android atau iOS, kamu bisa pake smart keyboard yang punya autosuggest (saya sangat menyarankan pake swiftkey karena saya udah pake selama 4-5 tahun and it's working so well!)

Gimana misalnya kalo yang nyebar hoax sosok yang dominan dan disegani sampe-sampe kamu nggak berani negur? well, kalo saya sih namanya kesalahan itu nggak bisa lah ya dibiarin begitu saja. Kalo bisa ditegur halus via japri, atau tunggu beberapa hari terus share berita yang meluruskan si hoax itu. 

patience is key sisturrrr!

3. Grupnya soal apa... Topiknya soal apa... Males Deh!



Saya ada nih temen yang hobi ngeshare soal aktivitas organisasinya gitu di grup, permasalahannya itu grup alumni yang bisa diakses semua orang (dan kayanya sih ngga ada yang seorganisasi sama teman saya itu)

Jadi organisasinya itu mengampanyekan suatu lifestyle, tapi kadang-kadang rada malesin misal tetiba nggak ada angin nggak ada ujan desye share ebook soal lifestylenya itu dan promo soal grup organisasinya padahal kita lagi bahas yang lain.

Bukan apa-apa, kok kaya maksa aja gitu promote-promote gaya hidupnya yang sebenernya berlaku untuk satu golongan aja di sebuah grup yang anggotanya beragam gitu. Mungkin cari exposure kali ya? 

But we have instagram for exposure ya kaaaan????

Solusi: cuekin, kalo ada yang caper bikin topik yang too personal atau bahkan sengaja trolling nyari tubir  (baca: ribut) di grup, cuekin aja. Kalo diladenin malah akan tambah panjang dan bisa jadi mengganggu anggota lain. Kalo kamu grup admin, kamu bisa negur sampai nge-kick member yang model begini biar nggak rusuh.

((jadi admin grup whatsapp ribet ya))

4. Salah Ketik Mengakibatkan Dicie-ciein...


Saking banyaknya grup whatsapp yang beranak pinak (contoh misalnya: grup kantor yang besar punya anak grup divisi terus di grup divisi kita punya grup yang nggak ada pak bos, dan begitu selanjutnya)

Nah kadang kadang kalo semua grup ini aktif, balesan kita pun suka terlewat. Semisal, harusnya ngepost di grup kecil malah ngepost di grup besar. Terus jadi awkward hahahaha

Nggak cuma yang grupnya beranak pinak, ada rekan kerja yang pernah salah ketik pesan buat suaminya di grup kerja isinya minta tolong dibawain rantang sama ngecek pampers anak. Agak fatal karena di grup itu ada pak manager yang ngga suka liat kita main hape pas jam kerja :((

solusinya: sekarang whatsapp kan ada fitur delete message tuh, dipake aja! meskipun ya kadang kadang pesannya tetap terbaca via jendela notifikasi atau udah telanjur ada yang baca dan sadar hahahaha. Kalo udah gitu mah yaudah minta maaf sambil melipir aja deh...

solusi lain: CEK DULU NAMA GRUP SEBELUM MENULIS SISTURRRR!!!

5. Kampanye Itu Di Lapangan! Bukan di Grup Whatsapp!!!!


Saya selalu mengibaratkan grup whatsapp itu adalah sebuah lounge atau ruang duduk dimana kita duduk bersama--bukan di lapangan yang kita perlu teriak-teriak to get our point across. Kalo kamu merasa harus teriak teriak di grup whatsapp untuk menyampaikan poinmu; then you're not doing it effectively! 

(said someone who had to use 'clickbait-ey' opening paragraphs on her family whatsapp group to get noticed btw)

Tapi ada tuh pakde pakde oknum-oknum yang kerjaannya kampanye entah ganti presiden lah, entah maksa harus ikut pemikiran dia lah... hal-hal yang ngga sepatutnya dilakukan di ruang duduk bersama gitu deh.

DANNN kita semua kesel sama orang-orang kaya gini kan? I mean like, dude, get a room!

Sejujurnya saya lagi sebel karena buka whatsapp isinya politik, buka twitter isinya politik, bahkan instagram yang merupakan platform hedonisme untuk pamer sharing foto aja isinya politik cyiiiinn!!!! FENOMENA APAH INIIIHHH!!!

Sejujurnya saya belum menemukan solusi untuk penghuni-penghuni grup whatsapp yang seperti ini selain TENGGELAMKAN! iya kalo kampanyenya menarik, biasanya kampanye politik itu hateful dan menyudutkan suatu golongan kok :(

***

Anyway, kalian punya drama-drama yang timbul gara gara grup whatsapp juga nggak? Kalo ada cerita dong di kolom komen! Let's share!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[REVIEW & FIRST IMPRESSION] Natur Hair Mask with Aloe Vera Extract

[REVIEW] Treatment Derma Face Therapy (DFT) Acne Di NMW Skin care Yogyakarta

Semua Yang Perlu Kamu Tahu Soal Food Photography! (+ Behind The Scene)