Behind The Scene Duckofyork Part 2: Branding Personal Blog (Bukan Bikin Logo Doang!)

judul branding untuk blogger


Saya paling alergi sama kata branding karena di tahun 2011 sampai awal tahun 2014 saya bekerja disalah satu firma konsultasi branding dan jujur permasalahan branding itu lebih riweuh daripada permasalahan bayar pajak atau nyusun undang-undang. 

Serius, seriweuh itu.


Tapi yaudah jadi blogger juga harus menciptakan branding lagi buat DUCKOFYORK. Tadinya sih saya nggak mau bahas-bahas branding, tapi ya gimana... udah telanjur janji di postingan part 1 dan saya mau jadi #bloggerbebaswacana so here goes nothing. 

Banyak teman-teman blogger yang masih beranggapan bahwa branding itu adalah soal logo, soal heading, soal about me dan pencitraan-pencitraan visual lainnya hal-hal yang sifatnya visual. Padahal nggak lho, branding itu ya pencitraan dan kalo pencitraan harus total! #sikap

Apa Sih Branding Itu?

Apa sih sebenernya branding itu? Well, kata asalnya branding kan "brand" artinya merk. Merk apa sih disini? Merk yang dimaksud disini adalah tanda yang membedakan kamu dengan "produk-produk" sejenis diluar sana. 

Contohnya aja kornet. Ada banyak kornet di luar sana, tapi (selain ngeliat harga) kamu pasti akan lebih tertarik makan kornet dengan merk yang sudah dikenal atau dengan kemasan yang nggak mengingatkan kamu bahwa didalem itu adalah daging hasil penjagalan sapi yang dibuat bubur dan dicampur tepung terus dimasukin kaleng.

Upaya untuk nggak mengingatkan kalian bahwa kalian memakan produk hewani yang pernah hidup, bernafas, dan mungkin juga punya keluarga seperti kita semua adalah bagian dari upaya branding.  Upaya untuk ngasih tau kamu melalui logo dan packaging bahwa kornet merk A jauh lebih enak daripada kornet B dan lebih mudah diingat merknya (meskipun kalengnya merah semua) adalah upaya branding. Nggak, saya nggak vegan. Saya cinta kornet *sambil ngunyah kornet rasa keju*

(iya iya, terlalu ekstrim contohnya)

branding untuk blogger

Kenapa Blogger Butuh Branding?

like it or not, kita semua sesama blogger disini adalah pesaing dalam pasar digital. Pasar digital yang saya maksud bukan gerakan dari kementerian pariwisata ya, tapi pasar beneran. Market. Kita adalah bagian dari ekosistem perekonomian dimana kita dan blog kita atau sosmed kita adalah walking advertisement. Baliho berjalan. Iklan berjalan.

Ngga cuma blogger yang wajahnya bisa kita lihat, blogger-blogger adsense yang nggak pernah muncul dipermukaan dan mungkin kontennya di outsource pun butuh branding. 

Logo, header blog, kolom "About Me" yang jarang diupdate itu merupakan bagian dari upaya branding, tapi bukan berarti branding cuma soal itu-itu aja lho yaaa!

Branding adalah cara kita membedakan diri dengan blogger lainnya supaya orang inget dan pengen balik lagi. Dan sebenernya sih ini vital banget TERUTAMA untuk blogger yang nggak pernah keliatan personanya.

Lha kok gitu? karena persona itu tanda pembeda yang paling kerasa. dengan tidak adanya "persona"  atau "sosok" di blog tersebut jadinya orang lebih susah relate dan males balik lagi.

Case study ya: Di Tahun 2008-2009 ada satu blog bertitel "terselubung". Pada awalnya bloggernya sih anonim aja, isi postnya pun teori-teori konspirasi (yang kalo dipikir sekarang sih ngejar adsense banget hahahaha); lama kelamaan blogger tersebut mulai menggunakan logo terselubung yang khas dan pada akhirnya blogger tersebut memutuskan menjadi DJ dengan nama DJ Terselubung terus kontennya jadi semakin booming--personifikasi DJ terselubung ini kemudian menjadikan terselubung yang tadinya blogger anonim menjadi seleb sosial media sehingga blognya pun jadi lebih terkenal. 

Jadi apa sih persona ini?

Persona Blogger: Bagian dari Branding Identity

Gini gini. 

Nggak semua hal di aspek kehidupan pribadi kita blog-able, dan nggak semuanya indah. Makanya banyak blogger dan selebgram yang diomongin di detikforum dan lambe turah karena katanya aslinya mereka nggak seindah apa yang digambarkan di sosial media.

Tapi ya masa iya kalo bangun tidur ngeces ada putih-putihnya deket mulut kudu di instastory. Kan nggilani. Nanti diomongin lagi di detikforum kalo pada jyjyc sama influencer yang jorok dan ngga jaga kelakuan. Netizen emang bangsat. 

Jujur aja deh, saya yang blogger (dan kamu yang mungkin bukan blogger) mungkin hanya akan ngepost satu dari sekian puluh foto jalan-jalan kita kalo kitanya keliatan cakep di foto tersebut. Yang kitanya keliatan gemuk lah, bengong lah, apalah nggak bakal dipost kan? Itu namanya pencitraan malih!

Terus misalnya kita jalan jalan ke tempik gundul alias tempat piknik gunung kidul (hayo jangan ngeres!) dan ngambil 30 foto, pasti ngga mungkin 30-30nya di post saat itu juga kan? nanti dikira ngespam selfie terus diunfollow juga. 

Foto yang kita post itu biasanya adalah foto yang paling mewakili identitas brand kita di social media. Misal kita memproklamirkan diri kita sebagai "lifestyle blogger", tentu foto-fotonya harus mewakili lifestyle yang mau kita promosikan dong?

Nah permasalahannya gak semua hal dalam hidup kita bisa kita share. Contoh paling gampang, momen-momen personal dimana kita vulnerable dan miserable banget disaat nunggu gajian, nggak mungkin kita share muka-muka tebal ready to ngutang kiri kanan kan? Karena ada reputasi yang harus dijaga disitu.

Jadilah banyak blogger dan seleb media sosial (termasuk saya) yang menciptakan persona khususnya di blog dan sosial media. 

Jujur waktu mulai nyeriusin duckofyork saya bertanya kepada diri saya sendiri: mau jadi blogger kaya apa sih? mau jadi blogger yang dipandang seperti apa sih sama netizen??
(jadi pertanyaannya soal diri sendiri yang mewakili blog ini ya, bukan soal blognya)

and since this was an ever-evolving space jawaban dari pertanyaan tersebut selalu berubah-ubah setiap waktu. Tahun 2016 saya pengen jadi blogger yang humoris... ehh ndilalah di tahun 2017 saya pengen jadi young adult jogja yang artsy, edgy dan a e s t h e t i c terus di tahun 2018 saya pengen keliatan luxurious terus endingnya jadi blogger yang calm, terus tahun 2019 mbuh pengen jadi apa kemungkinan besar pengen jadi ultraman terus ke jepang mengalahkan belalang raksasa

Karena saya tahu saya punya persona yang inkonsisten dan berubah-ubah seenak udel kobra jidat, maka saya harus bikin branding yang evergreen, yang apapun duckofyork lakukan logo, header dan color scheme nya tetep #MashookPakEko dan tulisannya tetep bisa punya ciri khas gitu...

tapi dasar udel kobra, tetep aja color scheme duckofyork sama header post berubah ubah tergantung bacaan di pinterest. BODOOO AMAAT YANKKKK!!!! 


branding untuk blogger

Visual Branding dan Guidelines

IYE INI TEKNIS BANGET I KNOW *sambil ngelap keringat*

kalo kita sudah tau mau jadi blogger dengan persona yang seperti apa, saatnya kita menuangkan keinginan-keinginan kita itu menjadi sebuah visual clues atau petunjuk-petunjuk visual yang bisa bikin orang ngomong "wah ini elu banget!"

Nah berhubung branding itu (dalam teorinya) harus nyambung di semua lini usaha, makanya kamu harus punya branding yang bisa dipake diseluruh penjuru internet. Contoh yang paling gampang: nama blog. Kalo nama blog, id sosmed dll sama semua, orang bakal lebih gampang nginget. 

Misal nama blog (wewewe)akucantik(dotkom) akan lebih mudah diingat daripada (wewewe)shyantikshyantikhanyauntukdirimu(dotkom) . Nah membuat sosmed dengan nama yang sama akan bikin orang inget "oh ya akun akucantik itu blognya akucantikdotkom!"

Kenapa duckofyork ngga bikin sosmed sendiri? karena saya males ngurus banyak akun dan tadinya pengen anonymous ajah tapi muka telanjur udah kemana-mana. Yaudah gagal.

Kenapa duckofyork namanya nggak bebekyogyakarta? kan susah diinget? karena bebekyogyakarta kaya nama restoran. udah gitu aja. 

((bilang aja jaman dulu ngga kepikir ini bakal jadi duitttt malihhh!!! dasar sikut brontosaurus!)) Oke skip.

logo branding blogger
Terus logo. Nah yang ini susah-susah gampang. 

Logo itu harus everlasting, karena dia jadi penanda yang paling gampang di-notice--kecuali kamu siap bikin logo dan rebranding terus-terusan. Makanya sebenernya keputusan logo duckofyork jaman dulu yang penuh dengan keala-alaan menggunakan handwritten caligraphy adalah keputusan yang zonkkk--karena terlalu ngikutin trend saya jadi nggak fokus dengan logo yang everlasting.

gimana caranya mendapatkan logo yang everlasting? sobat-sobat, inilah mengapa jasa design logo itu sebenarnya mahal #NowYouKnowThePain

let me give you a tip: if anything else fail, go for something light and simple. Bikin sesuatu yang simple, yang gampang diinget dan bisa ditaruh dimana aja.

header branding blogger
Next, Header dan Judul Blog nah ini udah mulai masuk design nih. Header yang baik itu yang seperti apa sih?

Kalo kata boss saya dulu, header yang baik adalah yang seperti keset welcome (SUMPAH DIA NGOMONGNYA BEGINI) jadi kalo kamu ngeliat keset welcome, kamu nggak perlu ngeja "w-e-we-e-el-co-me-welkam" tapi langsung tahu itu tulisannya welcome padahal cuma liat keset item coklat!

terus keset welcome itu inviting, ngasi tau pintunya dimana, pokoknya kalo ibarat kata sebuah rumah (homepage) keset welcome itu yang jadi centerpiece pertama sebelum kita masuk rumah. Makanya, buatlah keset welcome header yang se-welcoming mungkin.

Kalo saya sih formulanya masih generic banget: nama blog + tagline sama mungkin logo. Makanya saya seneng judul blog segede gaban ketimbang yang cuma segaris doang, karena kesannya lebih inviting gitu. 

Tapi header juga nggak boleh terlalu rame, karena distracting. Kebanyakan elemen tumpuk-tumpuk malah bikin pemirsa yang budiman dan budiwoman tidak bisa fokus sama konten, karena ujung-ujugnya yang dibaca kan konten lagi konten lagi.

Udah segitu doang kan kak yang perlu di-design? OOOH NTAR DULU, NTAR!! selanjutnya mari kita bicara soal font dan color scheme!


font branding blogger
Emang font ngaruh? Ya ngaruh malih! coba kita lagi ngomongin yang serius-serius kaya politik dan negara tapi fontnya comic sans? NGGAK NYAMBUNG KAN???
Font itu sedikit banyak juga memberikan persepsi kepada pembaca soal intonasi kita ngomong. Misalnya, font serif yang elegan memberikan kesan kita ngomongnya kalem ajaaaa, sedangkan font sans serif memberikan kesan "uuuh serius abis" 

PS: tadinya duckofyork sempet mau pake semacam cursive handwritten font buat font utama di artikel blog biar kesannya kalian lagi baca surat. Untung gak jadi.

[update: kalo kalian mau membaca lebih lanjut soal fonts, saya punya artikel soal font gratisan rasa premium dari google fonts, silahkan dibaca]


pemilihan warna branding blogger
Selanjutnya warna. sebenernya warna dan font itu adalah bagian dari bagaimana otak kita melihat dan mem-perceive petunjuk petunjuk visual yang ada di sekeliling kita. Jujur saya bukan anak DKV dan nggak pernah dapat pendidikan teoritis soal ini tapi gampangnya saya jabarin begini aja (kalo salah tolong diingetin ya gengs!)

kita, manusia pada umumnya (soalnya ada yang nggak umum), sudah mengasosiasikan warna dengan suatu sifat sejak zaman dulu. Contohnya biru = laut = ketenangan. Itu asosiasi universal yang pertama ya, karena ada juga makhluk ndagel orang yang mengasosiasikan biru dengan warna favorit mantannya yang nikah duluan jadinya sedih buanget makmennnnn!

Nah secara psikologis warna-warna tertentu memberikan perasaan tertentu misal liat warna kuning terus-terusan bikin laper (dan berlomba-lombalah segala macem restoran bikin logo warna kuning sampe sebel saya liatnya) atau warna merah bikin semangat (liat mcdonalds yang kuning merah jadi semangat pengen makan) dan seterusnya.

Pemilihan warna yang pas bisa memberikan kesan yang pas kepada pembaca; misal warna pastel ngasih kesan kalem, feminim, lucu, kiyudh dan sebagainya. Padahal bisa aja yang nulis itu brutus musuhnya popeye tapi kan kita nggak tau :)))

nantinya kamu harus bisa meng-extend penggunaan logo, warna, font ini ke identitas kamu di luar blog misalnya stationery, souvenirs, kartu nama, dan lain sebagainya.

Kalau urusan visualnya sudah beres, maka yang harus dilakukan selanjutnya adalah memberikan sentuhan personal dan user experience kepada pembaca kita.

Kenapa ini jadi penting? karena sekali lagi, harus ada yang membedakan kita dengan blog-blog lain diluar sana. Personal touch ini banyak banget; misalnya cara kamu menulis dan berinteraksi dengan pembaca. Misalnya, kamu bisa mengatur "jarak" dengan pembaca blog dengan mengganti penyebutan diri sendiri dengan "aku" atau "saya" atau "nama diri sendiri".

Kamu juga bisa bikin inside joke atau istilah-istilah yang cuma kamu (dan pembaca regulermu) yang tahu; misalnya kalo di duckofyork ada "pembaca yang budiman dan budiwoman" atau di MLI ada "hiya hiya hiya" 

kalo user experience emang jatoh-jatohnya sih ngomongin visual lagi tapi bukan cuma sekedar bagus dan enak diliat--misalnya, ukuran font yang tidak terlalu kecil, juga nggak terlalu besar, kemudahan navigasi, template dan blank space yang cukup. Males kan kalo liat blog yang terlalu rame dengan font yang ukurannya terlalu kecil atau terlalu besar? jatuhnya jadi nggak enak dibaca.

Jadi untuk memberikan pengalaman membaca yang nyaman dan menyenangkan, paling gampang adalah dengan memilih template yang sesuai. Nanti teknisnya akan saya bahas lebih lanjut di postingan lain, karena ini kriterianya buanyak bebs!

Brand Guidelines Itu Penting!

Karena PR yang harus dikerjakan untuk branding aja udah banyak banget (belom PR teknis lainnya kayak nulis image properties dan alt text, milih keyword, SEO dan lain sebagainya) blogger butuh yang namanya guidelines atau gampangnya buku panduan untuk membina kehidupan yang sakinah mawadah warohmah amin ya rabbal alamin

guidelines itu apa? ya semacam panduan yang bisa ngasih tau kamu "ini lho logomu pakenya yang ini, ini lho fontmu yang ini, ini lho signature mu yang ini" dan seterusnya.



yang diatas ini cuma contoh ya (makanya low-res LOL); kalian nggak harus bikin persis begini yang penting elemen-elemen yang kalian butuhkan konsistensinya kecatat semua. Ya, kurang lebihnya sama dengan ngesave-in preset lightroom dan vsco demi feeds instagram yang seragam, cuma bedanya ini buat semua elemen di blog kita, gitchu <3

Ini memudahkan terutama buat kalian yang nggak punya banyak waktu untuk bikin konten, emang sih kesannya jadi bosenin banget ya fontnya harus itu, warnanya harus itu... tapi sebenernya enggak kok. Justru malah jadi ada gambaran setiap habis foto dan nulis harus bikin apa, foto seperti apa yang layak tayang, ngeditnya gimana dan seterusnya.

Saya juga masih sering improve ini itu berdasarkan panduan dari guidelines: misal, harusnya saya pake font playfair tapi karena spacingnya kurang oke, saya pake didot atau warna merah nggak pas dipake karena produk yang difoto warna ijo neon, ya tinggal di switch dengan warna yang vibesnya sama. Tinggal kitanya pinter-pinter menerjemahkan identitas brand kita. 

Inilah pentingnya ngumpulin palet warna pantone bunda! *kibas-kibas palet cat* *anak depo bangunan* *ngecet rumah kaga, ngumpulin palet doang*

Etapi kalo kalian ngga suka kumpulin palet warna secara manual (mohon maaf karena di duckofyork anak-anaknya analog banget) kalian bisa kok kepo-kepo swatches yang kece di pinterest atau di designseeds. 

Ketika ini dilakukan berulang-ulang, akan ada suatu efek dimana pembaca kita ngeh "wah ini duckofyork banget" atau "wah ini akushyantik banget" atau "wah ini infotekno banget" daaan pastinya adalah ya 1-2 orang yang ngebookmark karena cocok sama style kita. Begitu kita dapet pembaca yang loyal maka mereka bakal sering klik dan klik dan klik artikel kita.

Jadi nggak perlu lah ya ngemis klik dua iklan berbonus software bajakan di grup FB. Nggak perlu lagi ribet-ribet ngeshare artikel kesana kemari karena kita punya loyalist yang udah cocok sama kita. Dan menurut saya 1-2 pembaca yang loyal, rajin komen, terinspirasi secara positif itu akan jauh lebih menyenangkan ketimbang ribuan hits yang kita nggak tau dari mana.

that's how your blog influence someone.

Terus Gimana Caranya Bisa Dapet Formula Logo, Font dan Lain-Lain Yang Pas?

Jawabannya adalah dengan menyesuaikan si branding dengan personality kita. Misalnya aja, kamu pengen bikin beauty blog yang mengesankan kamu cewe anggun yang feminin, ya monmaap nih bukan begimana kalo situ pake template dengan warna ijo item ungu tua shocking pink dicampur jadi satu kan kesan femininnya ngga dapet beb... *kemudian mlipir*

Bisa dengan mencari warna yang tepat dulu, misal pink, putih dan gold. Usahakan nggak usah terlalu banyak warna dan penggunaan warnanya tepat (misal, putih untuk background dengan tulisan hitam) supaya tetap nyaman di mata. Nggak mau dong baca blogpost sepanjang belasan paragraf dengan background gelap dan tulisan warna neon?

Kemudian kalau sudah, pelan-pelan mix and match warna tersebut dengan font dan bentuk-bentuk tertentu untuk mendapatkan logo yang pas. Kalo susah banget dan gak ada inspirasi bisa pake aplikasi gratisan seperti canva, desygner, atau kalo kamu lagi stuck tapi pengen yang lebih fresh cari di freepik dan tinggal edit-edit aja di program kaya adobe illustrator, corel, GIMP dan lain-lain because let's face it canva dipake sejuta umat terus jadi gak seru lagi. 

(inget ya, 2019 udah ngga ada lagi alesan "aku nggak bisa design grafis" karena program kaya canva atau stock vector kaya freepik aja udah bertebaran dimana-mana, plis deh)

Semisal kamu bingung, boleh lho bertanya sama teman-teman atau orang terdekat. Dulu waktu saya lagi bikin logo duckofyork, saya juga tanya-tanya kok sama orang orang terdekat soal image duckofyork di mata mereka (tapi jawaban mereka banyakan negatif, kurang ajar emang)

Jadi emang sebenernya dibutuhkan riset pasar yang baik sebelum branding sih hmm...

Riset apa aja? ya riset, marketmu siapa, kamu mau appeal ke siapa, siapa yang bakal baca blogmu, gitu lho! Misal blog tekno bikin taglines "karena kecantikan dimulai dari cuci muka tiap hari" KAN GAK NYAMBUUUNGGG BEBIIIIII!!!!

Dan formula tiap blog pasti beda-beda ya! kalian nggak bisa ujug-ujung ngopi rumusnya duckofyork terus punya vibes yang langsung sama... kenapa? karena kita semua itu individu yang unik dan berbeda-beda bebqu! Jadi branding yang sama, kalo personality nya beda, hasilnya akan berbeda juga.

Tapi ya masa iya 2019 nggak punya personal touch di blog sendiri? Malu sama macan biskuat ah!

Okelah, berhubung postingan ini udah panjang banget, saya sudahi dulu sampai disini. Buat yang pengen komen-komen, curhat, nanya-nanya, mengkritik sampai tubir silahkan komen di kolom komen dong! 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[REVIEW & FIRST IMPRESSION] Natur Hair Mask with Aloe Vera Extract

[REVIEW] Treatment Derma Face Therapy (DFT) Acne Di NMW Skin care Yogyakarta

Semua Yang Perlu Kamu Tahu Soal Food Photography! (+ Behind The Scene)