Inilah Kenapa Tempat Usaha Kecil dan Menengah Harus Siap Dengan Cashless Society



Saya orangnya cashless banget. Dompet saya kecil dan tipis, kalaupun ada lembaran-lembaran didalamnya, pastilah hanya uang receh pecahan sepuluh ribuan untuk membayar parkir, jajan-jajan di pinggir jalan dan semacamnya.

Saya yakin, banyak teman-teman pembaca duckofyork yang juga sama cashless-nya dengan saya.


Beberapa tahun yang lalu, kehidupan di Jogja tidak mungkin bisa secashless ini, karena saya kerap kali harus mengunjungi ATM untuk mengambil uang. Yang lebih bikin kesel lagi, terkadang di gerai-gerai besar sekalipun, saya tetap harus membayar ratusan ribu bahkan jutaan dalam bentuk cash. Alasannya sama: nggak ada mesin EDC, kalaupun ada kena charge 3% (yang saya tahu sebenarnya sudah dilarang Bank Indonesia, kzl)

Terkadang, pegawai gerai juga kurang paham cara mengoperasikan mesin EDC, sehingga transaksi harus stuck, bahkan terdebit berulang kali. Ini makan waktu banget, dan saya juga harus cek mutasi transaksi saya secara manual. 

Nggak cuma sebagai customer, sebagai pemilik UMKM Bed and Breakfast Syariah sendiri pun saya kesulitan dengan alat pembayaran berupa cash. Memang duit cash itu wangi dan ada feelnya tersendiri saat dihitung *sambil menjembreng lembaran uang kertas bergambar proklamator didepan wajah* tapi kalo tiap hari harus setor tunai ke Bank? PEGEL BUOSSSS!

Mau nggak setor tunai tiap hari, kok ya deg-degan menyimpan uang cash dalam jumlah banyak. Mau menggunakan jasa mobil pengangkut uang, kok ya jumlah uang saya masih receh.

Dilema akutu gengs :(


Mengapa Orang Memilih Untuk Cashless?

Kenapa orang memilih untuk cashless? simple: it's easy.

Dengan ritme kesibukan yang semakin gila plus jalanan perkotaan yang semakin macet, orang-orang akan semakin sulit menemukan waktu untuk ngantri 10 menit di ATM. 

Menurut saya ngantri di ATM adalah kegiatan paling nggak efisien sejagat raya. Bayangkan, untuk menarik uang dengan nominal tertentu (yang kadang nggak banyak-banyak amat), saya harus pergi panas-panasan, mungkin naik kendaraan -- so, keluar bensin dong ya -- kemudian cari parkir di ATM terdekat, lantas bersyukur apabila tidak ada antrian, kalo nggak ya saya harus ngantri 2-3 menit atau bahkan lebih, kemudian keluar dan... membayar parkir. 

Sungguh teramat sangat tidak efisien sekali komandan!

Baca juga ya pengalaman saya hidup ala ala influencer yang everyday is holiday!

Mau bayar apa-apa juga harus siap kalo misalnya nggak ada kembalian. Nungguin driver taxi tuker kembalian, lama. Bahkan kadang kita harus siap menerima kembalian dalam bentuk koin yang susah disimpan didalam dompet :(

Belum lagi resiko bahaya membawa uang cash dalam jumlah besar. Jujur aja saya sih ngga tenang bawa cash banyak-banyak. Takut copet bos :( sebagai pengguna kendaraan umum, emang kekhawatiran akan copet, rampok, maling dan begal itu emang nggak jauh-jauh. 

Sekarang semua-semua juga sudah dipermudah dengan menggunakan e-money atau e-wallet; jadi nggak perlu khawatir bawa-bawa dompet kemana-mana. Cukup membawa satu kartu atau bahkan hanya dengan handphone, semua sudah bisa dibeli. Bahkan promo e-wallet seperti go-pay juga bertebaran dimana-mana, jadi ya jelas lebih nyaman menggunakan e-wallet ketimbang cash :(

Siap Nggak Menghadapi Cashless Society?

Hari gini, usaha kecil dan menengah justru sedang naik daun-naik daunnya, apalagi iklim berbisnis di Indonesia kayanya memang sedang didominasi oleh anak-anak muda yang kreatif dalam menciptakan lapangan usaha. Nggak percaya? contohnya jelas: saya, lol *kemudian lari sebelum digeruduk massa*

Terus sekarang, budaya konsumtif konsumer indonesia juga lagi tinggi-tingginya. Konsumer di Indonesia itu tipe yang selalu update dan penasaran sama hal-hal baru. Banyak inovasi baru di bidang bisnis yang tercipta dari tangan-tangan UMKM lho, misalnya aja pisang nugget yang lagi hits. 26 tahun saya eksis di dunia ini, baru sekali ini saya tahu kalo pisang bisa dibikin nugget :"))

Cashless Society itu sebenernya menguntungkan para wirausahawan lho! khususnya yang punya sumber daya terbatas seperti saya. Dengan mudahnya akses ke berbagai mitra pembayaran, saya juga jadi ngga perlu ribet lagi menghandle cash secara manual dalam jumlah banyak, karena uang pun langsung masuk ke rekening.

((kalau kalian tertarik dengan kehidupan cashless saya, kalian bisa simak kehidupan cashless dengan kartu debit ala saya))

Hanya saja memang persiapan menuju usaha yang cashless ini yang agak berat. Salah satu persiapannya adalah menyiapkan infrastruktur seperti koneksi internet anti lelet dan aplikasi kasir yang mumpuni dan mendukung sistem Point of Sales.

Aplikasi Kasir Point of Sales Itu Apa Sih?


Sistem point of sales ini adalah salah satu sistem paling umum dalam aplikasi kasir saat ini, jadi sistem point of sales menjadikan proses transaksi jual beli menjadi lebih mudah karena semua proses penjualan dari data stok, harga, promosi, dan lain-lain terkomputerisasi menjadi dalam satu sistem.

Inti dari sistem point of sales ini adalah sebagai titik check out pembeli. Segala pembelian yang dilakukan oleh customer akan tercatat dan dibukukan secara otomatis oleh sistem Point of Sales. Aplikasi Point of Sales akan mengelola data-data pembelian sehingga kita bisa mengecek omset secara mudah.

Nah, aplikasi kasir Point of Sales saat ini kebanyakan sudah online sehingga bagi usaha yang memiliki banyak cabang bisa dengan mudah mengelola data stok barang dan data penjualan karena sistemnya sudah real-time. Bahkan ada aplikasi Point of Sales yang bisa mengirimi kita recap penjualan harian segala :") ini cocok banget sih buat usaha-usaha dengan sumber daya (dan sumber dana terbatas)

SPOTS Indonesia: Solusi Point of Sales dari Grup GO-JEK



Saat ini sudah banyak aplikasi Point of Sales yang lazim digunakan, tapi kalo yang paling juara menurut saya tetap SPOTS. SPOTS ini merupakan Point of Sales multifungsi besutan perusahaan GO-JEK dan cocok banget untuk UMKM yang bergerak di bidang kulinari karena fiturnya udah lengkap dari cetak resi instan sampai cek transaksi harian. Harganya sangat terjangkau, hanya Rp. 290.000 untuk aktivasi dan Rp. 2900 perhari, kamu bisa menikmati layanan SPOTS ini di tempat usaha kamu. Iya, semurah dan semudah itu :")) Kalau kamu penasaran dan pengen tau lebih lanjut soal SPOTS ini, kamu bisa kepoin website SPOTS indonesia disini yaaaa <3 sampai ketemu lagi di blogpost selanjutnya!


Komentar

Postingan populer dari blog ini

[REVIEW] Treatment Derma Face Therapy (DFT) Acne Di NMW Skin care Yogyakarta

Semua Yang Perlu Kamu Tahu Soal Food Photography! (+ Behind The Scene)

Raja, Harta Karun Soekarno Dan Berita Berita Absurd di Indonesia