Membangun Rumah, Membangun Harapan bersama #PRUVolunteer



Hai semua, kalian lagi ngapain? Saya lagi selonjoran karena badan pegal-pegal semua. Kali ini pegal-pegal berasal dari kegiatan mengecat rumah warga Dusun Kajor Wetan, Selopamioro, Bantul bareng para karyawan Prudential alias #PruVolunteers. Lha, ngapain jauh-jauh ke bantul buat ngecat rumah orang???

Jadi kali ini saya nunut para karyawan Prudential untuk melaksanakan CSR sekaligus Leadership Immersion Program yang bekerjasama dengan Habitat for Humanity Indonesia. 

Program CSR dari prudential ini menarik banget gengs, jadi para pegawai Prudential dari para direksi sampai para pegawai dari berbagai cabang saling bekerjasama untuk membantu membangun rumah di Dusun Kajor Wetan untuk para warga miskin yang belum memiliki rumah permanen. 

By membangun rumah i mean literally membangun rumah yang dari numpuk batu bata sampai ngecat gitu. Seriusan asli.

Kaget ya? Kalo kalian ingin membaca soal Prudential, dulu saya pernah membahas soal asuransi prudential disini. Sila disimak ya.

Leadership Immersion Program ini adalah program dari PRUuniversity sebagai upaya prudential untuk membantu karyawan menjadi profesional yang handal, salah satunya dengan memperkokoh sifat-sifat kepemimpinan yang berlaku di seluruh lini bisnis prudential.

Program ini sudah berlangsung cukup lama yaitu sejak September 2018 sampai dengan April 2019 ini dan sudah berlangsung sebanyak 8 batch. Setiap batchnya terdiri dari 3 sesi. Nah membangun rumah ini adalah sesi kedua dari Leadership Immersion Program yang bertujuan untuk mempraktekkan kerjasama antar sesama pegawai Prudential. Sesi pertamanya adalah pelatihan kepemimpinan sedangkan sesi ketiganya adalah refleksi dan kilas balik atau bisa juga disebut PruSynergy untuk mensinergikan semangat para pegawai Prudential. 

Perjuangan Sampai Bisa Mengecat Rumah



Pagi itu saya berangkat pukul setengah tujuh pagi, karena jam delapan tepat, kami harus menuju ke lokasi CSR yang terletak di Selopamioro Bantul. Bagi kalian yang belum tahu, Selopamioro ini terletak di daerah perbukitan sehingga dibutuhkan sedikit perjuangan untuk menanjak dan sampai ke lokasi Dusun Kajor Wetan.

Sesampainya di Dusun Kajor Wetan, kami disambut oleh kepala desa Selopamioro dan Habitat for Humanity yang menjelaskan bahwa masih banyak sekali keluarga miskin di wilayah Selopamioro yang belum memiliki tempat tinggal yang layak. Oleh karena itu bantuan dari Prudential yang bekerja sama dengan Habitat for Humanity ini terasa sangat berarti bagi warga Dusun Kajor Wetan. 

Kami kemudian mendapat safety brief dan melakukan stretching sebelum dibagi menjadi kelompok-kelompok kerja yang punya tugas masing-masing. Saya sendiri ditempatkan di grup 4 yang bertugas mengecat tembok rumah dengan Mas Ari dari Habitat Humanity sebagai guidenya.

Bukan hanya mengecat, ada grup lain yang ditugaskan untuk membangun tembok. Saya bersyukur kebagian tugas mengecat karena jogja panasnya minta ampun. Syukurlah saya bisa ngiyup didalam rumah sehingga nggak harus panas-panasan menggotong material bangunan.

*salah bersyukur* *dikepruk grup 1-3 yang bertugas untuk membangun tembok*

Kalau kalian mengikuti instagram story maupun twitter saya, pasti kalian tahu bahwa perjalanan yang ditempuh oleh grup kami untuk bisa sampai ke rumah yang harus dicat tidaklah mudah karena harus menyebrangi sungai dengan jembatan bambu tanpa pegangan serta harus mendaki jalanan yang menanjak ke atas bukit selama kurang lebih 5 menit. 

Mungkin jalurnya nggak terlalu jauh, namun medannya cukup terjal dan saya yakin tentunya membawa material bangunan dari basecamp ke rumah yang harus saya cat ini tidaklah mudah. Dibutuhkan kerjasama antara para volunteer dan warga desa yang bahu membahu membangun rumah-rumah layak huni ini.

Makanya sebenarnya community investment dari Prudential ini selain memberikan manfaat juga memberdayakan banyak orang, dari para Pruvolunteer, Relawan Habitat for Humanity Indonesia yang datang dari berbagai negara sampai masyarakat sekitar.

Ada sekitar 370 rekan-rekan PRUSynergy yang turut berkontribusi dan bekerjasama dalam menuntaskan target pendirian 30 rumah. Inisiatif Prudential ini diapresiasi oleh pemerintah Bantul diwakili oleh drs. H. Suharsono selaku bupati bantul. Mantap banget kan?

Mengecat Rumah--Tak Semudah Kelihatannya



Tak banyak yang paham bahwa mengecat rumah--meski kelihatannya mudah, membutuhkan kemampuan koordinasi tubuh dan stamina yang memadai. Kalau nggak kebiasa pasti bakal kelihatan banget hasil catnya tidak rapi.

soal mengecat ini, kalian juga bisa membaca tips dekorasi rumah ala saya disini.

Makanya, sebelum mengecat Mas Ari dari Habitat Humanity memberikan brief singkat cara mengecat tembok yang baik dan benar. Pada awalnya teman-teman Pruvolunteer agak kesulitan namun lama kelamaan semua dapat mengecat ruangan dengan baik dan benar.



Kebayang nggak sih para direktur dan top level management ikut ngecat rumah? I was so blessed because i get to see their work ethics with my very own eyes karena seriusan melihat bapak dan Ibu Direktur Prudential serius banget ngecat meskipun ada yang cedera, tapi semua begitu excited melakukan tugas masing-masing bahkan menolak untuk beristirahat sebelum benar-benar selesai mengerjakan tugasnya.

(note to self: besok-besok kalo disuruh ngerjain apapun termasuk ganti keran kantor lakukanlah dengan hati!)

Rumah yang kami bantu cat ini adalah milik keluarga bapak Suyadi dan Ibu Tuti Alawiyah. Sehari-hari bapak Suyadi berternak untuk mencukupi kehidupan keluarga, namun tak semua ternak yang dipelihara adalah milik bapak Suyadi. Rumah bapak suyadi sendiri sudah dibangun selama 21 hari oleh rekan rekan volunteer dari Habitat for Humanity. 

Cepet banget ya?



Menurut Mas Ari, rumah-rumah yang dibangun oleh habitat for humanity memang didesign untuk mudah dibangun, sederhana namun layak. Pembangunan tiap rumah juga dilaksanakan dengan cukup cepat agar dapat menjamin efisiensi waktu dan tenaga yang dikeluarkan.

Dalam waktu sekitar 3 jam, kami berhasil mengecat 2 ruangan dalam rumah Pak Suyadi. Ada yang bertugas mengecat bagian atas dengan roller, ada juga bertugas yang mengecat sisi sisi dengan kuas agar hasilnya lebih detil. Lumayanlah untuk para pemula.

Sesekali Pak Suyadi membantu kami mengaduk cat dan mengantarkan cat yang telah dicampur ke dalam ruangan. Sambil bercengkrama kami menghabiskan waktu bercerita ini dan itu. Pak Suyadi menuturkan bahwa pembangunan ini tentunya sangat membantu warga desa. Tantangan utama pembangunan ada pada transportasi material bangunan mengingat rumah Pak Suyadi terletak di lereng bukit dan satu-satunya jalan menanjak keatas hanyalah jalan setapak agak curam yang telah disemen. 

Saya jadi terbayang betapa sulitnya menavigasi rute pembangunan di musim hujan dan malam hari. Syukurlah ada teman-teman dari Habitat for Humanity yang sudah lebih berpengalaman dalam membangun rumah-rumah didaerah remote sehingga saya dan teman-teman pruvolunteer lainnya berada di tangan yang tepat.

Membangun Rumah, Membangun Harapan



Rumah bapak Suyadi bukanlah satu-satunya rumah yang dibangun oleh Prudential. Prudence Foundation, yayasan dari Prudential telah mendirikan satu gedung PAUD dan lima rumah sejak tahun lalu, kemudian dilanjutkan dengan diserahkannya tiga puluh hunian layak huni pada hari jumat 26 April 2019 lalu. 

Menurut Susanto Samsudin, National Director Habitat for Humanity Indonesia, 30 rumah yang diserahterimakan tersebut merupakan bagian dari 263 rumah di Desa Selopamioro dari 1345 rumah yang dibangun oleh Habitat for Humanity Indonesia di wilayah bantul. 

1345 rumah bukan jumlah yang sedikit lho, mengingat wilayah Bantul sendiri belum begitu padat penduduk jika dibandingkan dengan Kota Yogyakarta maupun Sleman.

Habitat for Humanity Indonesia sendiri adalah bagian dari Habitat for Humanity International, sebuah lembaga nirlaba yang bertujuan untuk membantu pembangunan atau perbaikan rumah tinggal untuk keluarga berpenghasilan rendah.

((bagi kalian yang tertarik juga dengan kegiatan filantropi lainnya bisa membaca soal cara-cara galang dana online disini))

Hari itu saya pulang dari Selopamioro dengan pengalaman baru dan  teman-teman baru dari Pruvolunteer dan Habitat for Humanity. this whole experience is somewhat surreal, yet amazingly inspiring! 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

[REVIEW & FIRST IMPRESSION] Natur Hair Mask with Aloe Vera Extract

[REVIEW] Treatment Derma Face Therapy (DFT) Acne Di NMW Skin care Yogyakarta

Semua Yang Perlu Kamu Tahu Soal Food Photography! (+ Behind The Scene)