Minimal Waste : OLIO - Aplikasi Untuk Sharing Makanan dan Isi Pantry Untuk Gaya Hidup Less Waste!

Olio aplikasi untuk mengurangi foodwaste


Kembali lagi di kehidupan minimalisku yang selain minimal barang juga minimal waste (karena kalo nggak ada barangnya, apa yang mau dibuang???)
Jadi kemarin saya sempat berbincang dengan salah satu teman saya soal permasalahan kebanyakan belanja selama pandemi. Ini kayanya penyakit banyak orang ya? Saya juga ngerasain nih permasalahan kebanyakan belanja karena nyetok, paketan bertubi-tubi, dan impulsive/unconscious buying.

Sebenernya bukan cuma itu sih, kadang saya masak dan jumlah masakannya berlebih, atau dapet makanan dari banyak orang sementara di rumah saya kan cuma berdua sama pak suami, jadi ya pasti masakannya nyisa banget.

Ternyata untuk masalah food waste ini Indonesia punya riwayat yang agak jelek nih. Tahun 2017 saya baca di Jakarta Globe kalau Indonesia memegang peringkat kedua negara dengan food waste tertinggi di dunia (nomer satunya Saudi Arabia btw) sedih banget kan bacanya?

Terus udah gitu ditambah dengan kebiasaan kita makan diluar dan kalo nggak abis maka masakan tersebut akan dibuang. Padahal sisa makanan ini selain tentunya berpengaruh kepada perekonomian, juga berpengaruh pada lingkungan :( 

Kalian tahu nggak sih sampah dapur yang nggak diolah dengan baik bisa menghasilkan gas methane yang nantinya akan berefek buruk pada ozon :( Sama, saya baru tahu. Jadi 'jangan buang-buang makanan nanti suaminya brewokan' itu udah nggak relatable ya. Yang bener 'jangan buang-buang makanan nanti ozonnya bolong'

Memang pucuk dicinta ulam pun tiba, salah satu teman saya mengenalkan aplikasi yang dia gunakan di luar negeri untuk berbagi makanan dan barang-barng yang memang sudah tidak terpakai lagi. Nama aplikasi untuk berbagi tersebut adalah OLIO.

Di Indonesia nama OLIO ini emang belum terdengar tapi saya pengen sih OLIO ini bisa nge-hits di Indonesia. Di UK dan Singapore mayan rame sih pengguna OLIO ini. 

FYI, OLIO adalah aplikasi untuk berbagi benda-benda yang nggak kita butuhkan. Selama ini di Jogja kan kita sudah terbiasa dengan sistem titip jual di depot-depot barang bekas alias barkas dan sistem 'nurunin lemari ke adek tingkat'. Nah OLIO bisa jadi solusi dari permasalahan barang-barang preloved yang ingin kita bagikan ke orang lain, tapi nggak tahu siapa.

Saya sendiri jarang mem-preloved barang-barang yang sudah tidak saya gunakan lagi. Jadi kalau ada barang yang sudah tidak saya pakai tapi masih layak, biasanya akan saya bagikan ke teman atau kerabat yang menginginkan. Hanya saja karena semakin tua saya semakin nggak punya teman jadi yaudah numpuklah itu barang-barang. 

which brings us to this point.

Mencoba Berkenalan dengan Aplikasi OLIO

aplikasi olio


Karena ini aplikasi yang berbasis di luar negeri saya pikir nggak akan ada penggunananya di Jogja. Ternyata ada lho penggunanya meski masih sedikit sekali. 

Kalau kalian familiar dengan aplikasi Carousel, app OLIO ini mirip dengan Carousel. Perbedaannya adalah semua yang dishare di OLIO harus dibagikan secara gratis. Aturan di OLIO ini strict, no selling, swapping ataupun minta donasi. Jadi nggak boleh digunakan untuk berjualan, barter/tuker-tukeran barang ataupun begging buat donation. 

Setelah baca-baca aplikasi ini banyak digunakan di Eropa, UK dan Singapore. Bahkan kalau kamu google OLIO maka mereka sudah masuk dimana-mana termasuk di Guardian. Kalau dulu di Jogja sempat ada gerakan berbagi nasi bungkus dan makanan dari restoran dan kafe yang tidak terjual kepada para gelandangan, nah mungkin ini versi digitalnya.

Getting Started with OLIO


Jadi hal pertama yang harus kalian lakukan adalah membuat akun terlebih dahulu. Ada beberapa pilihan sih, seperti daftar dengan facebook atau e-mail. Berhubung saya orangnya males ribet jadi saya sign up pake facebook.  Sesudah itu kalian diminta membuat profile dan memasukkan lokasi rumah kalian. 



Setelah itu kalian diminta untuk mengatur peta dimana rumah kalian untuk menentukan neighborhood terdekat. Ternyata di aplikasi OLIO ini saya punya tiga tetangga, tapi pada nggak aktif membuat listing. Mungkin karena app-nya masih baru juga di Indonesia. JADI, saya menyuruh salah seorang bala-bala duckofyork untuk membuat akun OLIO supaya saya bisa mengetes penggunaannya.



Nanti sesudah membuat listing, kamu bisa langsung berhubungan dengan orang-orang yang mau mengambil barang yan kamu listing. Nah disini kesepakatan aja sih, mau diambil dimana dan ongkir ditanggung siapa. Sistemnya emang via message gitu, gak ada escrow atau rekening bersama buat transfer-transfer karena memang barang yang dibagikan sifatnya gratis. 


Barang Apa Saja Yang Bisa Dibagi dengan OLIO?




Jadi bukan hanya berbagi makanan, kamu juga bisa berbagi benda-benda non makanan misalnya kosmetik, baju, buku, dan lain-lain. Tapi karena aplikasi ini banyak fokus di food & waste sharing jadi banyak yang berbagi makanan. 

untuk makanan, kamu bisa berbagi makanan yang kamu masak sendiri, makanan kemasan yang baru dibuka, frozen, mentah, nanem sendiri dan alkohol. Tapi kamu nggak bisa berbagi makanan yang sudah expired atau makanan yang nggak layak untuk dimakan ya.

Untuk yang bukan makanan, kamu bisa berbagi apapun termasuk toiletries kaya shampoo, sabun, kosmetik, alat-alat dapur, buku, mainan, baju, garden equipment, furnitur dan barang-barang rumah tangga lainnya.

Kamu ngga boleh berbagi binatang peliharaan, kupon diskon, obat-obatan dan senjata ya. Kalau misalnya kamu ketahuan melanggar, maka listing kamu bisa di take down. 

Environmental Impact Yang Saya Rasakan Saat Menggunakan OLIO itu...



Buat saya aplikasi ini bisa menjadi solusi untuk menyelesaikan permasalahan food waste dan waste lainnya. 

Banyak sekali lho orang di sekeliling saya yang hidup secara berlebihan, misal memesan makanan berlebihan lalu tidak habis. Kalau dipikir-pikir ini sebenernya ya berdampak juga ke lingkungan, atau beli suatu barang karena nafsu doang baca review di internet terus ternyata nggak cocok.

Belum lagi kalau dipikir pikir banyak sekali lho, kafe dan restoran yang kalau makanannya tidak habis lalu dibuang. Bukannya saya pelit ya, tapi menurut saya ini mubadzir dan buang buang makanan. 

Jujur awalnya saya 'apa banget' dengan makanan sisa ini, tapi rasanya agak sedih juga kalau banyak makanan belum termakan yang harus dihancurkan atau dibuang saat tidak laku.... Apalagi di masa pandemi saat nggak semua orang bisa makan enak :(

Saya juga bisa berbagi barang barang yang tidak saya butuhkan dirumah, misalnya sheet mask yang belinya bundle padahal saya cuma butuh 1, kosmetik dan skincare yang belum saya buka dan pakai, serta masih banyak lagi. Benda benda ini jadi bisa menemukan rumahnya sendiri di tempat yang membutuhkan mereka. 

Apakah Menurut Saya OLIO Relevan digunakan di Indonesia?



Jawabannya adalah ya.

Karena saya melihat banyak sekali culture of excess di sekeliling saya, misal beli es kopi 1 liter dan hanya diminum seteguk, atau beli roti tawar sebungkus padahal hanya butuh setangkup. Hal hal seperti itu banyak terjadi apalagi banyak penjual yang belum menawarkan porsi personal saat berjualan bahan makanan, padahal hari gini banyak orang yang tinggal sendirian atau berdua, dimana tentunya buat sekali bikin kue mungkin tepung terigu yang terpakai hanya 250 gram saja dari bungkus 1 kilo yang dijual bebas. 

Belum lagi kebiasaan belanja impulsif yang nggak tahu bagaimana mengatasinya.

OLIO ini membuat sharing menjadi terasa lebih ringan dan menyenangkan dengan interface app yang mudah dipahami. Saya sih berharap kedepannya OLIO bisa ada versi bahasa indonesianya untuk menjangkau lebih banyak orang.

Karena berbagi di OLIO gratis, mungkin akan ada lebih banyak orang yang mengharapkan listing demi mendapatkan produk gratisan, tapi budaya ini sebenarnya bisa kita ubah perlahan dengan mengajarkan gaya hidup minimalis dan less waste.

Kendala Selama Menggunakan OLIO

Karena sekarang member OLIO belum banyak jadi saya masih kesulitan untuk melisting barang. Selain itu OTP yang dikirimkan oleh OLIO seringkali tidak sampai, sehingga kadang malas sekali untuk resend-resend kode verifikasi berulang-ulang. Menurut saya itu cukup mengganggu. 

Saya sempat coba pakai provider merah dan nggak perlu resend verifikasi berulang kali tapi kalau pake provider kuning sms verifikasinya nggak bisa masuk :(

All in all, kalo OLIO bisa membetulkan isu-isu ini sih aku rasa aplikasinya bakal sangat membantu kita untuk meringankan beban hidup.

Jadi, siapa yang mau OLIO-an sama saya? Cek link dibawah ini ya untuk kenal lebih dekat sama OLIO!

OLIO



Komentar

Postingan populer dari blog ini

[REVIEW & FIRST IMPRESSION] Natur Hair Mask with Aloe Vera Extract

[REVIEW] Treatment Derma Face Therapy (DFT) Acne Di NMW Skin care Yogyakarta

Semua Yang Perlu Kamu Tahu Soal Food Photography! (+ Behind The Scene)