Saya Mencoba Adopsi Hutan Untuk Melestarikan Hutan, Kamu Harus Coba Juga!
Dapatkan link
Facebook
X
Pinterest
Email
Aplikasi Lainnya
Kalau ada satu hal yang sangat saya sukai dari Indonesia, salah satunya adalah hutan. Iya, saya nggak begitu suka naik gunung atau berenang di pantai, tapi saya suka jalan-jalan di Hutan. Waktu saya tinggal di Jogja, saya baru tahu kalau masih banyak hutan di daerah pinggiran jogja yang dilestarikan oleh pemerintah dan masyarakat sekitar.
Seriusan, banyak lho masyarakat indonesia yang hidup berdampingan dengan hutan, misalnya aja suku baduy di jawa barat. Di luar pulau jawa juga masih banyak suku-suku dayak yang hidup berdampingan dengan hutan adat di kalimantan atau suku anak dalam di sumatera.
I Hidup mereka saling terkait dengan alam hutan tempat mereka tinggal, jadi jangan kaget kalau hutan memang sepenting itu dalam kehidupan orang Indonesia.
Tapi emang bisa hidup dari hasil hutan saja? Jangan salah
Kekayaan Hutan di Indonesia.
Sebelumnya saya pernah bercerita soal pengalaman saya mengikuti PUSAKA atau Pameran Usaha Kehutanan tahun 2018. Disini saya belajar kalau jenis hutan di Indonesia banyak sekali dan banyakkkkk banget macemnya. Ada hutan produksi, ada hutan konservasi dan ada pula hutan lindung.
Hutan produksi itu hutan yang memproduksi hasil hutan baik kayu dan non kayu. Mungkin bingung ya, apa sih yang diproduksi hutan non kayu? Banyak gengs, misalnya saja ulat sutera, madu, gaharu, getah dan lain-lain. Kalau hutan konservasi adalah hutan yang melindungi keanekaragaman hayati seperti flora dan fauna, sedang hutan lindung adalah hutan yang melindungi sistem penyangga kehidupan.
Ketiga jenis hutan ini tersebar di seluruh Indonesia. Bener-bener tersebar karena semua provinsi di Indonesia punya hutan dengan kekhasan dan fungsinya masing-masing. FYI hutan di indonesia adalah hutan terbesar ketiga di dunia. Jadi memang seluas itu dan sekaya itu gengs.
Untuk menjaga hutan yang sebesar itu, butuh sumber daya yang nggak kalah besar juga. Misalnya, harus ada ranger hutan atau polisi hutan yang terus-terusan patroli untuk mengamankan hutan dari bahaya-bahaya seperti penebangan liar atau resiko kebakaran hutan.
Selain itu, masyarakat yang tinggal di sekeliling hutan juga berperan penting lho dalam pelestarian hutan! Biasanya sih masyarakat yang memang tinggal di daerah hutan itu sudah paham pentingnya ekosistem hutan dalam kelanjutan hidup mereka, cuma seiring dengan berjalannya waktu masih banyak nih generasi muda yang harus diingetin soal pentingnya hutan. Jadi orang-orang nggak sembarangan mengeksploitasi hutan karena kurang pengetahuan.
Yang pengen tahu lebih lanjut soal kekayaan Hutan di Indonesia, saya punya sekilas video pas saya mengikuti PUSAKA 2018 lalu dan bisa ditonton di video berikut ini:
Hari Hutan Indonesia
Kalian tahu nggak? pada tanggal 7 Agustus 2020 lalu, Indonesia merayakan Hari Hutan Indonesia. Acara ini digagas oleh Hutan Itu Indonesia, sebuah gerakan terbuka yang percaya akan kekuatan pesan-pesan positif untuk menumbuhkan rasa cinta kepada hutan-hutan di Indonesia.
Meski dalam situasi pandemi tapi lebih dari 100 organisasi dan komunitas berkolaborasi untuk merayakan Hari Hutan Indonesia ini. Nggak cuma komunitas lingkungan hidup saja lho, tapi banyak juga komunitas non lingkungan yang ingin berperan aktif dalam menjaga hutan kita, misalnya aja Blogger Perempuan Network yang mana saya adalah anggotanya juga hehehe.
Jadi sebenernya banyak banget orang yang mau menjaga hutan Indonesia supaya tetap lestari, makanya kita butuh Hari Hutan Indonesia, supaya ada satu hari khusus dalam setahun dimana semua mata, pikiran dan usaha masyarakat Indonesia tertuju pada Hutan (Hujan Tropis) Indonesia.
Jadi di Hari hutan ini kita bisa merayakan segala kekayaan yang terkandung didalam hutan hujan tropis indonesia yang begitu luar biasa besar seperti, air dan udara bersih, aneka flora dan fauna, sumber pangan, bahan obat-obatan hingga akar kebudayaan.
Seperti yang tadi sempat saya singgung diatas, masyarakat yang selama ini hidup berdampingan dengan hutan punya kedekatan tersendiri dengan hutan. Kalo nggak percaya, coba deh berkemah di hutan selama dua atau tiga malam, rasanya begitu pulang pasti bakal kangen banget sama hutan. Nah bayangin deh buat masyarakat yang sudah berpuluh-puluh tahun hidup berdampingan dengan hutan, pasti punya budaya-budaya yang sumbernya dari hutan.
Nah di Hari hutan 2020 yang mengangkat tema Hutan Kita Juara ini, ada aksi petisi untuk meresmikan Hari Hutan Indonesia di Change.org, dan sudah diserahkan peada Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Nah kelanjutan dari petisi ini, Hutan Itu Indonesia mengajak teman-teman untuk berkontribusi ikut menjaga hutan dengan Adopsi Hutan melalui kitabisa, dimana donasi yang terkumpul akan disalurkan kepada Organisasi pendamping masyarakat sekitar hutan.
Apa Itu Adopsi Hutan?
Kalau menurut website hari hutan, adopsi hutan adalah gerakan gotong royong menjaga hutan yang masih ada, mulai dari pohon tegaknya, hewannya, flora eksotisnya serta keanekaragaman hayati lain di hutan.
Melalui adopsi hutan, siapapun dimanapun bisa terhubung langsung dengan ekosistem hutan beserta para penjaganya. Jadi kita turut berkontribusi untuk menjaga hutan dan seisinya dengan sedikit sumbangan kecil dari kita.
Adopsi hutan ini pada dasarnya adalah gerakan adopsi pohon atau pohon asuh. Bedanya dengan program pohon asuh biasa adalah pohon yang kita adopsi ini adalah langsung pohon di hutan. Jadi dengan menyumbang, kita sudah menyumbangkan sedikit dari uang jajan kita untuk kelangsungan penjagaan pohon-pohon di hutan kita serta masyarakat yang hidup bersama hutan tersebut.
Bagaimana Cara Adopsi Hutan?
Saat ini ada beberapa organisasi yang melangsungkan gerakan adopsi pohon ini, salah satunya gerakan Hutan itu Indonesia bekerjasama dengan WARSI dan WWF Indonesia. sebanyak 1039 pohon yang tersebar di hutan adat rantau kermas, Jambi; Hutan Nagari Sungai Buluh, Sumatera Barat dan Taman Nasional Rinjani.
Saat ini, hutan itu indonesia membuka Campaign Kitabisa untuk menggalang dana bertema Hari Hutan 2020. Donasi ini akan digunakan oleh lembaga masyarakat setempat untuk patroli hutan desa/adat, modal wirausaha produksi hasil hutan non-kayu dan klinik kesehatan warga.
LSM yang dipilih untuk bekerjasama dalam donasi kitabisa ini antara lain: Forum Konservasi Leuser dan Yayasan HAkA di Aceh, Komunitas Konservasi Indonesia (KKI) WARSI di Sumatera Barat, Jambi dan Bengkulu, Yayasan Alam Sehat Lestari (ASRI) di Kalimantan Barat dan PROFAUNA INDONESIA di Kalimantan Timur dan Jawa Timur
Donasi di kitabisa ini mudah banget, bahkan kalo kalian pake aplikasi kitabisa, kalian bisa donasi mulai 1000 rupiah aja. Selain itu metode donasinya juga macam-macam, bisa pake e-wallet kayak gopay dan ovo sampai virtual transfer dan menggunakan kartu kredit.
Jadi kalau kalian mau adopsi hutan, sekarang nggak perlu ribet lagi, kalian bisa donasi ke akun kitabisanya hari hutan indonesia. Selain mudah, murah, bisa menyumbang secara anonim juga!
Belum Bisa Adopsi Hutan Nih... Bisa Ngapain Lagi Ya???
Belum ada rezeki buat adopsi hutan nih kak... Well, gak masalah karena masih banyak juga cara lain untuk melestarikan hutan selain melalui adopsi hutan kok!
Contoh paling gampang itu adalah dengan mengonsumsi produk-pdouk hutan hutan, misalnya madu, rotan, kopi hutan, bunga telang dan metega tengkawang. Tentu cari produk yang sustainable dan ramah lingkungan ya! Udah banyak kok sekarang :')
Selain itu kalian bisa mendukung dengan cara jalan-jalan ke hutan. Tapi jalan-jalannya tentu nggak sembarangan ya, karena berwisata kealam berarti kalian harus berwisata dengan cara yang baik dan bertanggung jawab alias nggak nyampah, nggak merusak tanaman, dan lain-lain. Ada banyak kok hutan dan taman nasional yang terbuka untuk kunjungan wisata!
Atau kalau kalian anaknya aktif berorganisasi, kalian juga bisa volunteer di aneka organisasi yang mendukung pelestarian hutan seperti Hutan itu Indonesia, greenpeace, WWF dan masih banyak lagi.
Kalau masih nggak bisa juga, kalian bisa lho menyebarkan info ini ke teman-teman kalian buat ngasih tau kalo bukan kita, siapa lagi yang bakal menjaga hutan indonesia? *kedip kedip*
Jadi nggak ada alasan buat kamu untuk nggak berpartisipasi dalam menjaga hutan Indonesia ya!
Kalo ngomongin kuliner medan, apa sih yang ada di bayangan kalian? Durian? Bika Ambon? Soto Medan? Pokat Kocok? Bihun Bebek? Nah kalau ngomongin oleh-oleh lampung? Apa sih yang ada di dalam pikiran kalian? (Psst, buat yang ngomong pisang, kita sehati ya) Nah kalau kalian sering baca DUCKOFYORK pasti tau lah kalau saya pasti mau ((mengikhtisarkan)) kontennya BEDAH: Berita UKM Daerah yang ada di Youtubenya Ninja XPress. Saya tahu kalian pasti bakal lebih ngekek kalo nonton langsung karena ada perilaku Fico dan Pras yang kadang bikin elus dada sekaligus elus perut. ((brb ngelus dada jay park)) Kulineran di Medan? Siapa Takut! Saya tuh kepikiran banget untuk kulineran di Medan tapi udah lama banget nget nget nggak jadi-jadi kesana. Agak kesel ya karena udah janjiin teman-teman kuliah buat main bareng keliling Sumatera Utara. Katanya Bang Mpin, youtuber kuliner dari Sumatera Utara di BEDAH: Berita UKM Daerah episode 2 , kuliner dan masakan Medan itu identik dengan Andaliman. Andaliman ...
Jadi minggu lalu saya diundang untuk hadir di acara Blogger Gathering with Natur di Bong Kopitown, Sagan, Yogyakarta. Acara ini merupakan acara gathering sekaligus pengenalan produk-produk Natur khususnya Natur Hair Mask. Sebelum acara ini, saya sudah familiar dengan produk Natur, terutama dengan shampoo dan tonicnya yang saya menggunakan saat saya memotong rambut saya model b uzzcut (emang agi tuh anaknya eksperimental banget gengs). Cuma mohon maaf nih, mohon maaffff banget, waktu itu saya nggak lanjut pake Natur karena bete sama baunya yang jamu banget... Kemudian saya pindah ke merk sebelah, tapi pencarian akan shampoo dengan bahan-bahan yang natural tetap berlangsung. Dari merk indie, merk lokal drugstore, sampe merk impor yang belinya kudu titip sama temen di Australia pun saya cobain. Hasilnya mah begitu-begitu aja beb, nggak ada bedanya. Emang jujur aja, untuk skin, body and hair care saya masih berpedoman untuk sebisa mungkin pilih yang alami makanya pilihan produk yang saya...
Hae gaes, lama tidak bersua di review beauty duckofyork. Kenapa jarang review beauty? Well sebenernya banyak konten beauty yang saya persiapkan untuk kalian, tapi kita mulai dari yang ringan-ringan dulu ya, seperti hasıl treatment DFT saya kemarin di NMW Skin care Yogyakarta Sebelumnya, saya sudah pernah melakukan beberapa treatment di NMW Skincare Yogyakarta yaitu facial dan IPL . Ini adalah salah satu klinik skincare langganan saya di jogja. Review teman-teman saya terutama yang non-blogger juga positif banget, makanya saya selalu tertarik mencoba treatment baru mereka. Kemarin, saya diajak untuk mencoba Treatment Derma Face Therapy atau yang umum dikenal sebagai treatment DFT di NMW Skincare Yogyakarta. Seperti biasa saya treatment bareng sama hanifa, karena emang lebih enak treatment kecantikan bareng temen heuheuheu. Disclaimer: Review ini merupakan review jujur experience saya selama melakukan treatment Derma Face Therapy. Saya tidak dibayar untuk menulis mengenai treatment ...
Komentar
Posting Komentar